Naik-turunnya nilai investasi di
sepanjang 2011 tentu saja memancing kegelisahan bagi banyak investor
yang baru saja mulai terjun ke pasar modal dan juga logam mulia.
Sehingga, satu pertanyaan yang pasti muncul setiap saya berkesempatan
berbicara di seminar adalah, “Mbak, investasi apa yang paling aman untuk
saya?”
Sesuai dengan tujuan
Kedua, untuk tujuan dana darurat. Dana darurat yang hanya digunakan untuk keperluan tak terduga, seperti biaya rumah sakit, biaya mengganti kerusakan kulkas, masuk ke kategori ini. Risiko tidak bisa mencairkan investasi menjadi dana tunai sangat menakutkan. Tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat. Pilihan berikutnya adalah reksadana pasar uang karena dapat dicairkan kapan saja tanpa penalty.
Berbicara tentang risiko, seaman-amannya
produk investasi, saya yakinkan, pasti ada risiko yang terkandung di
dalamnya. Untuk semua pilihan investasi, Anda pasti akan berhadapan
dengan tiga jenis risiko: kehilangan modal, kesulitan mengubah menjadi
dana tunai, dan kehilangan daya beli akibat inflasi. Di antara ketiga
risiko ini, saya yakin sebagian besar dari investor pemula pasti akan
menempatkan risiko kehilangan modal sebagai risiko yang paling tinggi.
Anda tak mungkin bisa menghindari ketiga
risiko tersebut. Tapi, Anda harus bisa menghindari risiko yang menjadi
ancaman utama untuk keperluan penggunaan dana itu, yang akhirnya menjadi
investasi “teraman” untuk situasi Anda.
Untuk saya, meracik investasi yang aman harus disesuaikan dengan tujuan finansial kita. Istilah high risk, high return harus kita ubah menjadi highest possible return with calculated risk.
Kita wajib mencari produk investasi yang bisa menghasilkan potensi
imbal hasil tertinggi untuk semua tujuan finansial kita. Bingung? Ini
dia caranya.
Pertama, untuk tujuan finansial di bawah
setahun. Dana Liburan untuk persiapan mudik lebaran 2012 atau uang
pangkal masuk SD untuk tahun ajaran 2012-2013 adalah contoh-contoh
tujuan finansial kategori pertama. Untuk ini, Anda tidak bisa menolerir
risiko terjadinya kehilangan modal karena datangnya kebutuhan adalah
pasti dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, pilihan investasi Anda adalah
tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang.
Anda perlu tahu, meski tabungan dan
deposito bisa dikatakan produk yang dapat menjamin modal investasi dan
juga hasilnya, di Indonesia risiko kehilangan modal tetap ada jika bank
tempat Anda menyimpan dana ditutup. Lembaga Penjaminan Simpanan hanya
akan mengganti dana Anda jika simpanan Anda tercatat di bank dengan
nilai tak lebih Rp 2 miliar per bank, tingkat suku bunganya sesuai
dengan ketentuan LPS, dan Anda tidak punya catatan kredit macet.
Jadi, jika Anda masuk ke daftar hitam
Bank Indonesia akibat kredit macet atau deposito Anda memberikan tingkat
suku bunga yang lebih tinggi, jangan merasa aman dulu. Bisa jadi,
tabungan dan deposito Anda ternyata masih masuk kategori risiko
kehilangan modal!
Kedua, untuk tujuan dana darurat. Dana darurat yang hanya digunakan untuk keperluan tak terduga, seperti biaya rumah sakit, biaya mengganti kerusakan kulkas, masuk ke kategori ini. Risiko tidak bisa mencairkan investasi menjadi dana tunai sangat menakutkan. Tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat. Pilihan berikutnya adalah reksadana pasar uang karena dapat dicairkan kapan saja tanpa penalty.
Akan halnya deposito berjangka,
mencairkan sebelum jangka waktu berarti Anda akan membayar penalti,
kecuali Anda berinvestasi di deposito iB Syariah.
Ketiga, untuk tujuan finansial di atas
setahun. Dana pendidikan kuliah untuk anak usia 7 tahun, dana pensiun
untuk Anda yang berusia 30-an, atau dana membeli rumah kedua, termasuk
kedalam kategori ini. Untuk Anda yang masih menggunakan tabungan atau
deposito untuk keperluan ini, Anda harus bangun dari mimpi.
Jika tabungan Anda hanya memberikan
hasil 2% setahun, sementara tingkat inflasi mencapai 6% setahun, maka
dengan mendiamkan saja uang tersebut, Anda sebetulnya kehilangan 4% dari
uang tadi. Jadi, meski modal investasi Anda mungkin aman, Anda
kehilangan daya beli lebih dari setengahnya.
Contoh nyata yang banyak dihadapi oleh
mereka yang saat ini punya anak remaja adalah kekurangan modal untuk
dana masuk kuliah. Sepuluh tahun yang lalu, instrumen yang sangat
popular untuk mempersiapkan dana pendidikan adalah asuransi pendidikan.
Meski produk ini pasti punya manfaat,
sayangnya hasil investasi hanya sebesar bunga tabungan biasa. Faktanya,
rata-rata kenaikan biaya pendidikan bisa mencapai 15% setahun di
kota-kota besar. Alhasil, orang tua sudah bersusah payah berhemat, tetap
saja uangnya tak cukup.
Mencari kombinasi yang seimbang bagi
tujuan finansial Anda adalah seni dalam membuat portofolio investasi
yang “aman” untuk Anda. Apapun situasi kehidupan Anda, saya menyarankan
Anda menyimpan dana di produk yang risiko kehilangan modal dan risiko
likuiditasnya rendah, minimal sejumlah 3 bulan pengeluaran rutin.
Semakin berisiko pekerjaan Anda, karena
situasi bisnis yang kurang baik atau pilihan bekerja sebagai freelancer,
maka perbesarlah jumlah dana yang ditempatkan di produk ini.
Seiring dengan pengalaman berinvestasi,
Anda akan memahami kinerja berbagai aset investasi dan risiko yang dapat
terjadi. Terpenting, Anda tetap merasa aman dan nyaman dalam
berinvestasi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Live a beautiful life!